Manis dan Pahit

Sebelumnya aku sampaikan kata bijak berikut bahwa yang indah baik untuk dikenang sedangkan yang buruk perlu diperbaiki.

Jangan dibaca bila tak perlu karena tulisan ini sedikit tolol dan tidak menarik untuk dibaca, ini hanya untuk seseorang yang merasa seperti kisah berikut ini.

Awal dari kisah itu sesorang berkata dalam nada yang kurang jelas yang sedang membayangkan seseorang yang pernah bergandengan dengannya, isinya kurang pebih seperti ini "dulu kau begitu enak dipandang, tak bosan-bosannya aku memandangmu. Kau begitu ramah, kau terkadang mengajak aku ngobrol, sering bersama-sama melakukan aktivitas, dan semuanya kau punya saat itu namun sekarang kau tampak berbeda, kau tak seperti yang dulu, kau sekarang begitu sombong, seakan-akan kau tak mengenaliku lagi". Dalam sepintas paragraf tersebut, dapat dicermati kalau orang ini pernah menjalani kehidupan yang begitu indah dan kemudian berubah menjadi rintihan kesedihan.

Pada dasarnya kehidupan itu tergantung pada siapa yang menjalaninya, kau bisa membuatnya nyaman dan kau juga bisa membuatnya seburuk mungkin. Yang patut di perhitungkan adalah tidak selamanya kebahagiaan akan mendatangimu teru menerus jadi persiapkan juga dirimu yang suatu saat akan mendapatkan sebuah hal yang tidak diinginkan.

Manisnya kehidupan ketika bersama dan pahitnya ketika berpisah, maka ingatlah kata seseorang sahabat satu ini bahwa jika tak ingin merasakan kekecewaan yang mendalam jangan pernah atau terlalu mengharapkan apa yang kau inginkan kepada seseorang yang belum tentu akan menemanimu sampai akhir. Tetapi tempat yang seharusnya kau mengharapkan dan meminta yang pasti tanpa ada kekecewaan adalah hanya pada Tuhan swt.

Terima kasih, thanks for reading.

By Ikal Adi Lestari

Comments

Popular posts from this blog

Tak sendiri, ada Aku dan Diriku

Merindukan Dunia

Arti Kehidupanku! Terima Kasih Orang Terdekatku Aku Selalu Menyayangimu