Tak sendiri, ada Aku dan Diriku

Berawal dari sebuah hayalan yang tak sepantasnya aku bayangkan, di dalamnya diriku tidak pernah menggapai suatu keinginan yang nyata. Aku hanya terus didatangi masalah yang tiada hentinya, sebuah impian untuk kesenangan pun tak bisa aku temui titik terangnya, menjadikan kebahagian itu semakin menjauh. Kadang aku bertanya pada diriku, bahwa apa yang salah pada diriku, di mana arah hidupku sebenarnya, di mana aku dapat menemukan hidupku yang sebenarnya. Keseharianku kini seakan-akan ketergantungan, kadang merasa senang karena hati tenang, kadang pula merasa sangat sedih karena hati bersedih, hati ini bukan batu, aku baru tahu dengan adanya kesedihan ini, rasanya tiada yang menandingi.

Ketika hari terang, aku terbangun dalam tidurku, yang ada dipikiranku saat itu adalah seseorang yang sangat aku rindukan, tak tahu mengapa hati ini sangat merasa kalau yang ada dipikiranku itu semakin menjauh. Dalam pikiran aku bertanya, apa sebenarnya yang aku rasa sekarang ini, mengapa hati ini selalu merindukan yang semakin menjauh itu. Seraya hati ini merasakan rindu yang begitu berat, matapun aku tutup rapat dalam kesendirian aku coba bertahan untuk bisa menahan rasa yang ada di hati ini. Namun yang terjadi ternyata diluar dugaanku, yang nyatanya aku tak bisa menahan rindu itu sementara mulut ini terus berkata kalau aku bisa menhadapi rasa rindu di hatiku ini.

Jantung berdetak kencang, hati menggebuh, mata terpejamkan, kepala menunduk, akupun bersandar di dalam kamar yang gelap, merenungkan semua yang terjadi pada diri ini, aku ini laki-laki tak sepantasnya aku meneteskan air mata hanya karena hati ini merasakan rindu yang teramat sangat menyiksa. Tapi apa daya hati ini hanya satu dan bukan batu, walau kadang merasa sangat rendah dibanding wanita. Aku tetap bersyukur tuhan memberikan hati yang sangat peka pada sesuatu, karena kepekaannya inilah yang akan buat aku kuat nantinya menghadapi hidup ini, dan sangat bersyukur bisa merasakan sakit.

Seiring berjalannya waktu, hari demi hari kulalui hidup ini dengan hati yang begitu merindu. Meski semua disekitarku telah berubah, aku tidak mau kembali ke masa lalu dimana aku belum mengenali yang ada disekitarku saat ini. Namun aku sadar bahwa aku belum bisa menghadapi hidup yang begitu cepat berubah, namun waktu yang menyuruhku untuk melakukannya dengan sabar walau hati demikian rindunya saat bahagia itu. Disini juga aku bisa ambil kesimpulan dari kisahku, bahwa kebahagiaanku bukan untuk saat itu, mungkin aku belum di takdirkan untuk mendapatkan kebahagiaan yang kebih awal, namun aku juga tidak meminta kebahagiaan datang, aku hidup kini bergantung pada-Nya, apapun yang terjadi aku serahkan hanya kepada-Nya.

Wujud tetap terlihat hanya saja jiwa sudah kosong.

Aku dan diriku masih ada, tidak sendiri.

Terima kasih Tuhan

*****

Comments

  1. Kepekaanmu juga yang membuatmu mampu berkarya.
    Rasa rindu atau rasa lain yang menyakitkan bahkan akan menjadi berlian saat mampu mengekspresikannya dengan karya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, terima kasih atas masukannya kawan, dengan keadaanku saat ini, ingin rasanya semua itu terjadi sekarang...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Merindukan Dunia

Arti Kehidupanku! Terima Kasih Orang Terdekatku Aku Selalu Menyayangimu